Akhlak dan Etika Murid terhadap Guru dalam Perspektif Islam

Tips
  • 04 Oktober 2022
    Oleh : dr. joseph teguh santoso, m.kom

    Tujuan  pendidikan menentukan arah yang akan dituju dan sasaran yang hendak dicapai melalui proses pendidikan. Adapun tujuan pendidikan yang  paling  pokok  menurut  Hasan  al  Banna  dalam Risalah Ta'alim adalah perwujudan anak didik yang mampu memimpin dunia dan membimbing manusia kepada ajaran Islam. Hasan al Banna menjelaskan tujuan pendidikan ini dalam beberapa tingkatan yang meliputi tingkat individu, keluarga, masyarakat, organisasi, politik, negara sampai tingkat dunia. 

    Tingkat individu menjadi sasaran utama program pendidikan. Menurut Hasan al Banna tujuan pendidikan  individu  mengarah  pada  perwujudan  nilai-nilai Islam dalam membentuk pribadi muslim yang ideal. Dengan demikian, pribadi muslim yang dikehendaki Hasan al Banna meliputi empat aspek  tujuan  pendidikan  yakni  pendidikan  jasmani, pendidikan akal, pendidikan sosial dan pendidikan akhlak.

    Kecenderungan pendidikan saat ini lebih condong pada sistem pendidikan sekuler, yang lebih menekankan pada aspek kognitif, sehingga lebih nampak pada kebutuhan materi dan teori yang harus dikuasai dari pada internalisasi  nilai-nilai  ilmu  itu  sendiri.  Fenomena  di  atas  berakibat  pada kurang  diperhatikannya  etika  dalam  proses  pendidikan,  sehingga menghasilkan peserta didik yang berpengetahuan tetapi tidak mampu mengambil manfaat dari ilmu yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

    Akhlak dan etika sesungguhnya memiliki makna yang sama, yakni keduanya membahas masalah baik dan buruk tingkah laku manusia. Perbedaannya terletak pada dasarnya sebagai cabang filsafat, etika bertitik tolak dari pikiran manusia. Sedangkan akhlak berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Akhlak tidak terlepas dari aqidah dan syariah.

    Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral  yang dapat dipaparkan sebagai berikut:

    1. akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.

    2. akhlak, etika, moral  merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.

    3. akhlak, etika, moral  seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara terus-menerus, berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi.

    Hubungan antara guru dengan murid merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan pendidikan Islam. Di samping itu, etika juga menjadi dimensi yang perlu diperhatikan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan pendidikan Islam. Jika etika sesuai dengan ajaran Islam, maka etika memiliki fungsi dengan akhlak yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam aktivitas pendidikan, dimana guru menjadi suri tauladan bagi murid, dan murid juga harus mencontoh dan mengamalkan ilmunya, oleh karena itu para pemikir Islam telah banyak yang mengungkap soal etika. Salah satunya adalah Hasan Al-Banna. Ia termasuk orang yang menempati jejak ulama salaf dalam menghadirkan kajian pendidikan Islam. Masalah yang dapat diambil dari pemikiran Hasan Al-Banna adalah bagaimana etika guru terhadap murid, dan bagaimana etika murid terhadap guru. Menurut Hasan Al-Banna etika hubungan guru dan murid adalah suatu prilaku yang mana seorang guru harus memberikan contoh-contoh tingkah laku yang baik kepada muridnya dalam segala hal. Dan seorang siswa harus menghormati guru, menundukkan pandangan mata ketika mereka memandang atau bertatap muka dengan seorang guru, seorang pelajar hendaknya patuh kepada gurunya. Adapun tujuan etika hubungan guru dan murid adalah setiap individu harus memiliki pribadi yang sopan, santun, ramah, tidak mementingkan diri sendiri, tidak sombong, dan bergerak sesuai dengan bimbingannya. Berkeyakinan yang sahih terhadap eksistensi manusia, alam, kehidupan dan norma-norma serta nilai-nilai. Yakni pengajaran nilai, peraturan dan perundang-undangan masyarakat, harus didasarkan kepada sumber ilahiyah saja, yang telah disampaikan oleh rasul-Nya. Membebaskan diri dari segala bentuk tingkah laku dan kepribadian yang tidak baik, dan taat hanya kepada Allah Swt, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. Agar semangat dalam mempelajari tentang etika dan kepribadian serta merealisasikannya dengan kesabaran, ketabahan, dan ketekunan.


    Hubungi Kami ? 10.133