Hubungan Di Tempat Kerja Memengaruhi Sikap Kerja Karyawan

Tips
  • 01 Oktober 2022
    Oleh : dr. joseph teguh santoso, m.kom

    Dua faktor utama dalam kebahagiaan kita di tempat kerja dan komitmen terhadap perusahaan adalah hubungan kita dengan rekan kerja dan manajer. Orang-orang yang berinteraksi dengan kita, seberapa ramah mereka, apakah kita diterima secara sosial dalam kelompok kerja kita, apakah kita diperlakukan dengan hormat oleh mereka, penting untuk kebahagiaan kita di tempat kerja. Penelitian juga menunjukkan bahwa hubungan dengan manajer kita, seberapa perhatian manajer, dan apakah kita membangun hubungan berbasis kepercayaan dengan manajer sangat penting bagi kepuasan kerja dan komitmen organisasi.

    Ketika manajer dan seluruh rekan kerja mendengarkan kita, peduli pada kita, dan menghargai pendapat kita, kita cenderung merasa nyaman di tempat kerja. 

    Sikap seorang karyawan berpotensi mempengaruhi interaksinya dengan orang lain serta kinerjanya selama di tempat kerja. Sikap mempengaruhi reaksi karyawan terhadap orang lain, termasuk rekan kerja, supervisor dan pelanggan; sikap mempengaruhi persepsinya tentang pekerjaannya dan penilaiannya terhadap organisasi. Jika tugas kerja seorang karyawan melibatkan kerjasama dengan orang lain, sikapnya dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan kelompok; hal ini dipengaruhi oleh sikapnya dalam hubungan dengan orang lain.

    Tidak mengherankan, hubungan sosial di tempat kerja sangat memengaruhi bagaimana seseorang bekerja. Jumlah stres yang ada dalam pekerjaan terkait dengan kepuasan dan komitmen karyawan. Stresor berkisar dari lingkungan (kebisingan, panas, ventilasi yang tidak memadai) hingga interpersonal (politik organisasi, konflik dengan rekan kerja) hingga organisasi (tekanan untuk menghindari membuat kesalahan, mengkhawatirkan keamanan pekerjaan). 

    Sumber stres lainnya berkaitan dengan peran yang diharapkan untuk dipenuhi orang di dalam dan di luar pekerjaan. Ambiguitas peran adalah ketidakpastian tentang apa tanggung jawab kita dalam pekerjaan. Konflik peran melibatkan tuntutan yang kontradiktif di tempat kerja; itu juga dapat melibatkan konflik antara memenuhi peran seseorang sebagai karyawan dan peran lain dalam kehidupan, seperti peran orang tua, teman, atau relawan masyarakat.

    Secara umum, semakin tinggi tingkat stres, semakin rendah kepuasan kerja. Tapi tidak semua stres itu buruk, dan beberapa pemicu stres justru membuat kita lebih bahagia! Misalnya, bekerja di bawah tekanan waktu dan memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi membuat stres, tetapi mereka juga dianggap sebagai tantangan dan cenderung terkait dengan tingkat kepuasan yang tinggi.

    Seberapa kuat hubungan sosial dan sikap kerja? 

    Pertama-tama, itu tergantung pada sikap orang yang bersangkutan. Sikap Anda terhadap rekan kerja dapat memengaruhi apakah Anda benar-benar membantu mereka dalam suatu proyek, tetapi mereka mungkin bukan prediktor yang baik atau tidak memberikan timbal balik yang sama besar dengan apa yang Anda berikan, apakah Anda akan berhenti bekerja? Kedua, perlu dicatat bahwa sikap lebih kuat terkait dengan niat untuk berperilaku dengan cara tertentu, daripada perilaku yang sebenarnya. Ketika tidak puas dengan pekerjaan, lalu Anda memiliki niat untuk pergi. Apakah Anda benar-benar akan pergi? Kepergian Anda akan bergantung pada banyak faktor, seperti ketersediaan pekerjaan alternatif di pasar, kemampuan kerja Anda di perusahaan lain, dan pengorbanan yang harus Anda lakukan saat berganti pekerjaan. 

    Dengan demikian, sikap kerja adalah perasaan yang kita miliki terhadap berbagai aspek lingkungan kerja. Kepuasan kerja dan komitmen organisasi adalah dua sikap kunci yang paling relevan dengan hasil penting. Selain kepribadian dan kecocokan dengan organisasi, sikap kerja dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan, persepsi keadilan organisasi dan kontrak psikologis, hubungan dengan rekan kerja dan manajer, dan tingkat stres yang dialami dalam pekerjaan. Banyak perusahaan menilai sikap karyawan melalui survei kepuasan pekerja dan melalui wawancara keluar. Kegunaan informasi tersebut terbatas, bagaimanapun, karena sikap menciptakan niat untuk berperilaku dengan cara tertentu, tetapi mereka tidak selalu memprediksi perilaku yang sebenarnya.


    Hubungi Kami ? 228