Mengatasi Krisis Talenta Digital dengan Pendidikan Vokasi

Tips
  • 07 September 2022
    Oleh : dr. joseph teguh santoso, m.kom

    Menurut indeks IMD World Digital Competitiveness - yang mengukur kapasitas dan kesiapan 63 negara untuk menggunakan teknologi sebagai pendorong utama transformasi ekonomi - Indonesia menempati ranking ke-56, lebih rendah dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Thailand (40) dan Malaysia (26). Presiden Jokowi menekankan bahwa Indonesia membutuhkan minimal 9 juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan, atau sekitar 600.000 talenta digital baru per tahun, agar dapat membangun ekosistem digital yang baik di masa depan. 

    Besarnya permintaan talenta digital, yang biasanya paling banyak datang dari startup dan perusahaan teknologi, tidak dibarengi dengan ketersediaan talenta digital yang sepadan. Melihat permasalahan tersebut, sudah waktunya startup mengubah konsep proses recruitment mereka dengan cara yang berbeda. Tidak hanya mencari talenta saat posisi tersebut dibutuhkan, perusahaan mulai perlu menjemput bola dengan melakukan branding, targeted employee, dan kegiatan lainnya yang menempatkan startup yang dibutuhkan.

    Namun, suplai talenta digital di pasaran masih sangat terbatas, sehingga para perusahaan harus bersaing untuk mendapatkan tenaga kerja terbaik. Sebuah tantangan tersendiri untuk menemukan kandidat dengan skill yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, serta memiliki karakter dan etos kerja profesional. Semua perusahaan di Indonesia bersaing untuk mendapatkan kandidat terbaik, karena itulah, kami harus menerapkan metode rekrutmen yang lebih proaktif, salah satunya yaitu dengan menjadi Mitra Rekrutmen. 

    Menghadapi krisis kekurangan talenta digital di Indonesia, pendidikan semakin terasa kebutuhannya. Contoh saja yang dilakukan dalam bidang Teknologi Informasi telah berupaya untuk menghalau krisis talenta digital. Bidang teknologi Hacktiv8 merupakan pelatihan pemrograman pertama di Indonesia yang dapat mentransformasi masyarakat awam menjadi developer siap kerja, hanya dalam waktu 12 minggu.

    Kurikulum selalu diperbaharui setiap 4 minggu untuk menyesuaikan dengan demand di industri digital. Karena itulah, alumni Hacktiv8 bisa mendapatkan pekerjaan hanya dalam waktu 3-4 minggu setelah lulus, dengan peningkatan gaji rata-rata sebesar 100%. Pendidikan vokasi selain bentuk formal yang berada disekolah atau perguruan tinggi ternyata banyak penyedia pelatihan untuk mendukung keahlian tertentu.

    Hasil kerja sama dengan AGI dan LX International yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan. Bersama dengan LX International ini karena mereka mempunyai platfrom Learning Management System yang terbukti sukses di Korea Selatan.

     Bahwa  kerja sama dengan LX International ini telah diujicobakan di beberapa SMK sejak tahun lalu dan hasilnya, siswa SMK tersebut kompetensinya terlihat lebih siap. Pasalnya, LX International tidak hanya menawarkan platform, tetapi terlibat menyusun kurikulum bersama dan mencarikan tempat magang bagi siswa karena mereka memiliki mitra industri yang sangat strategis. 

    Oleh karena itu, lulusan vokasi dapat menghasilkan talenta digital seperti yang diharapkan negara. Pasalnya, kurikulum pendidikan yang terlalu fokus pada materi kognitif beralih menjadi project based learning bagian dari kurikulum merdeka.


    Hubungi Kami ? 10.133